Minggu, 20 Desember 2015

CONTOH HASIL LAPORAN OBSERVASI


HASIL LAPORAN OBSERVASI
MATEMATIKA ANAK USIA DINI
“Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak (Mengenalkan Angka, Warna dan Mengurutkan Gambar) melalui Permainan Kerata Angka dan  Pancingan Ikan Pintar di TK ASSHOFA Tunggul Hitam, Padang ”


OLEH
KELOMPOK 6
HASANAH ZAILI                            (1300716)
YANDA MEILA SARI                    (1300693)
RISKHA HANIFA NASUTION     (1305196)
DIA SYAFIRA                                 (1300747)
SRI RAHAYU                                  (1300697)

DOSEN PEMBIMBING
Dra. ZULMINIATI, M.Pd

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR

                                                                              Untitled-1 copy                                                           



Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan kasih sayangnya kepada penulis, sehinga diberikan kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tema Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak (Mengenalkan Angka, Warna dan Mengurutkan Gambar) melalui Permainan Kerata Angka dan Memancing Ikan  Pintar di TK ASSHOFA Tunggul Hitam, Padangtepat pada waktunya.

Makalah ini ditulis guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah  Matematika Anak Usia Dini . Selama melakukan penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan baik berupa informasi, arahan, petunjuk maupun dukungan moril dari pihak-pihak terkait. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.      Dosen pembimbing
2.      Pihak Perpustakaan, dan
3.      Rekan-rekan mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
            Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, mengingat akan keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga tulisan ini bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi masyarakat Universitas Negeri Padang. Atas segala partisipasinya penulis ucapkan terima kasih.
     

 Padang, 26 Maret 2015


        Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................      i
DAFTAR ISI..............................................................................................     ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah....................................................      1   
B.     Rumusan Masalah...............................................................      2                           
C.     Tujuan...................................................................................      2
D.    manfaat..................................................................................     3
BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A.    Hakikat anak usia dini………………………………..……...      4
B.     Aspek kognitif anak…………………….…………………...      5
C.     Mengenalkan lambang bilangan pada anak….………….....      7
D.    Permainan kereta angka dan pancingan pintar…………….       8
BAB III HASIL LAPORAN OBSERVASI
A.    Hasil laporan observasi............................................................     10
B.     Alat permanan..........................................................................     10
C.     Kegiatan observasi………………………………………......     15
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………..      18
B.     Saran………………………………………………………...      18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................     19
DOKUMENTASI……………………………………………………......     20

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang Masalah
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan menuju kedewasaan intelektual, social, emosi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh individu merupakan tujuan dan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan dapat terwujud dengan upaya bahwa setiap warga negara memiliki hal yang sama untuk mendapatkan kecerdasan melalui pendidikan dan pengajaran.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia dengan enam tahun yang dilakukan  melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
 Menu pendidikan yang diberikan kepada anak dalam rentang TK tidak dibenarkan seperti anak usia sekolah dengan diajak menulis dan berhitung, akan tetapi lebih pada pengenalan  angka dan huruf melalui bermain. Oleh sebab itu mereka diberikan menu pendidikan sederhana dalam bentuk permainan yang menyenangkan namun tetap efektif guna menumbuh kembangkan kemampuan dasar anak baik fisik maupun nonfisik.
Salah satu kemampuan yang dikembangkan di TK adalah kemampuan kognitif, perkembangan kognitif anak dapat diberikan  dengan berbagai macam kemampuan seperti kemampuan  matematika (mengenalkan angka, warna dan mengurutkan gambar). Mengenalkan angka, warna dan mengurutkan gambar ini sangat penting dalam meningkatkan kemampuan kognitif, karena melalui permainan yang telah dibuat anak sudah mempunyai rasa suka dan senang dengan matematika itu sendiri dan nantinya akan meningkatkan aspek kognitifnya. Dengan kata lain, permainan ini di Taman Kanak-kanak (TK) diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika, sehingga untuk memasuki tahap perkembangan selanjutnya anak telah siap dalam menyesuaikan diri terhadap perkembangan ilmu yang akan diperoleh di sekolah dasar.
Melalui kegiatan bermain sambil belajar, belajar seraya bermain anak diharapkan dapat mengembangkan aspek yang ada pada diri anak yaitu aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, social emosional, agama dan seni. Untuk meningkatkan pengenalan matematika anak melalui aspek kognitif, maka guru berperan penting untuk menyediakan metode dan media yang bervariasi dan menarik.
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka penulis tertarik untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak (Mengenalkan Angka, Warna dan Mengurutkan Gambar) melalui Permainan Kerata Angka dan Memancing Ikan  Pintar di TK ASSHOFA Tunggul Hitam, Padang.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan diatas, maka perumusan masalah dalam observasi  ini adalah, “ Bagaimana  permainan kereta angka dan pancingan pintar dapat meningkatkan kemampuan matematika anak seperti mengenal angka, warna dan mengurutkan gambar?
  1. Tujuan
Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan matematika anak  melalui permainan kereta angka dan pancingan pintar.



  1. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari upaya peningkatan kemampuan matematika  anak melalui permainan kereta angka dan pancingan pintar.
1.       Bagi kelompok
.    Untuk menambah wawasan dan pengalaman melalui kegiatan pembelajaran terutama dalam meningkatkan kemampuan matematika anak dan memahami aspek kognitif sanak yang akan dikembangkan oleh seorang guru nantinnya.
2.       Bagi Anak
Bagi anak didik yang terlibat dalam permainan diharapkan mempunyai implikasi langsung terhadap perubahan dan peningkatan kemampuan matematika dan menciptakan rasa cinta dan senang akan matematika itu sendiri.
3.       Bagi Guru
   Untuk meningkatkan kreativitas dan ide-ide yang baru dalam menciptakan media, suasana dan minat belajar anak didik.
4.       Bagi Sekolah
     Sebagai sarana untuk menambah media-media atau alat pembelajaran di TK ASSYOFA..
5.       Bagi Masyarakat
    Sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berilmu pengetahuan yang tinggi



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Hakekat anak usia dini
1.      Pengertian anak usia dini
Anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun, menurut defenisi ini anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, NAEYD dalam (Hartati, 2005:7)
Anak usia dini adalah sekelompok individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembanga dalam aspek fisik, kognitif, sosial, emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut Hartati (2005:8)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada usia rentang 0-8 tahun dimana pada masa ini anak berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.
2.      Karakteristik anak usia dini
Karakteristik anak usia dini menurut Eliyawati (2005:2) adalah sebagai berikut :
1). Anak bersifat unik;
 2) Anak bersifat egosentris;
3) Anak bersifat aktif dan energik, keingintahuan yang besar;  4)  Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat;
5) Anak bersifat eksploratif dan berjiwa berpetualangan;
6) Anak mengekspresikan prilakunya secara relative spomtan; 7) Anak senang dan kaya dengan fantasi/daya khayalnya.
 8) Anak masih mudah frustasi.
9) Anak masih kurang pertimbangan dalam melaukuan sesuatu.
10) Anak mamiliki daya perhatian yang pendek
11) Anak bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman.
 12) Anak semakin menunjukan minat terhadap teman.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah makhluk social yang unik, yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki daya konsentrasi yang pendek.
B.     Aspek kognitif pada anak
1. Pengertian kognitif
      Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Perkembangan kognitif mengambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir.  Beberapa pengertian kognitif menurut beberapa para ahli dalam Sujiono, (2008:16) adalah:
1)   Terman, mendefenisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak
2)   Colvin, mendefenisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
3)   Herman, mendefenisikan bahwa kognitif adalah intelektual ditambahkan dengan pengetahuan
4)   Hunt, mendefenisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra.
     Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu keajadian atau peristiwa.
2.   Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak
Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak menurut sujiono  adalah:
1.   Faktor Hereditas/keturunan
Manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan.
2.   Faktor lingkungan
Manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya.
3.   Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesangguapan menjalankan fungsinya masing-masing.
4.   Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan itelegensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah/formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar/informal).
5.   Minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
6.   Kebebasan
Kebebasan yaitu kebebasan manusia berpikir divergen (menyebar) yang berarti manusia itu daoat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
            Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif diantaranya factor internal dan eksternal dari anak itu sendiri.
C.    Mengenalkan lambang bilangan pada anak
1.      Pengertian lambang bilangan
     Mengenalkan lambang bilangan sejak dini kepada anak merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus dilakukan oleh guru. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pemecahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut angka atau lambang bilangan. Bilangan atau biasa disebut lambang bilangan menurut Ruslaini (Tajudin, 2008:23) adalah suatu alat pembantu yang mengandung suatu pengertian. Bilangan-bilangan ini mewakili suatu jumlah yang diwujudkan dalam lambang bilangan. Sedangkan menurut Copley (2001:47) angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terjadi dari angka-angka.
     Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lambang bilangan adalah suatu alat yang mengandung pengertian yang berbentuk symbol atau berupa angka-angka.
2.      Tujuan mengenalkan lambang bilangan pada anak
        Pemahaman konsep lambangan bilangan perlu untuk dikembangkan karena karena akan berderdampak pada proses perhitungan atau proses belajar berhitung dikemudian hari. Seperti keterampilan yang lain, maka untuk dapat berhitung dengan diperlukan suatu proses antara lain 1) anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang, 2) kemudian mulai dikembangkan dengan lambang bilangan, 3) setelah itu diajarkan konsep berhitung, 4) dan dikembangkan cara serta metode melakukan berhitung.
      Mengenalkan lambang bilangan kepada anak melalui permainan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak, karena kegiatan bermain adalah proses belajar yang menyenangkan bagi anak. Bagi anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang perlu agar ia dapat berkembang secara wajar dan utuh, menjadi orang dewasa yang mampu menyesuaikan dan membangun dirinya, menjadi pribadi yang matang dan mandiri. Menurut Santoso dalam Kamtini (2005:47) bermain merupakan kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu.
      Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui permainan yang kreatif, guru dapat menumbuhkan rasa suka dan senang anak terhadap matematika. Rasa senang ini akan berlanjut sampai anak dewasa sehingga nantinya dia tidak takut jika menghadapi masalah kehidupan yang berhubungan dengan matematika.
D.    Permainan kereta angka dan pancingan pintar
      Permainan kereta angka ini adalah permainan kreatif yang bisa dibuat dari kardus bekas. Kereta angka ini memiliki bermacam warna di setiap sisinya. Penghubung antara satu gerbong dengan gerbong lainnya dapat dihubungkan dengan tali, sehingga dapat membentuk kereta yang terdiri dari beberapa gerbong. Di setiap gerbong diberi angka di kedua sisinya. Angka tersebut ditempel secara berurut dengan warna yang beebda antara angka yang satu dengan angka yang lainnya.
      Permainan berikutnya, yaitu alat pancingan yang disebut pancingan ikan pintar. Pancingan ini terbuat dari ranting kayu yang dilapisi dengan kain planel. Pancingan tersebut dilapisi dengan kain planel yang berbeda warna. Ujung pancingan tersebut diikat dengan tali sebagai tali pancingnya dan diberi kawat yang telah dilapisi dengan sedotan plastic bekas di ujung tali tersebut sebagai mata pancingnya. Ikannya terbuat dari kardus yang diberi angka di kedua sisinya. Pada mulut ikan diberi kawat yang telah dilapisi kertas sebagai tempat menyangkutnya mata pancing. Ikan terdiri dari sepuluh ikan yang telah diberi angka disetiap ikannya secara berurut.
Dr. Maria Montesori menciptakan alat permainan edukatif yang memudahkan anak mengingat konsep- konsep yang dipelajari tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara sendiri.













BAB III
HASIL LAPORAN OBSERVASI
A.    Laporan hasil observasi
1.      Waktu observasi
Hari/tanggal                      : Selasa, 24 Maret 2015
Pukul                                 : 08.00 s/d selesai
2.      Indentitas TK
Nama                                 : TK ASSYOFA
Alamat                              : Tunggul Hitam, Padang
3.      Nama anak yang ikut bermain
Sonia, Fajar, Fadila, Zakia dan Viona
4.      Nama kelompok 6
Yanda Meila Sari              : sebagai guru
Hasanah Zaili                    : sebagai anggota
Riskha Hanifa Nasution    : sebagai anggota
Dia Safira                          : sebagai anggota
Sri Rahayu                                    : sebagai anggota
B.     Alat permainan
1.      Alat dan bahan permainan
a.       Kereta Api Angka
Alat dan bahan yaitu Gunting, Lem, Spidol, Klep, Kardus, Kertas hias, dan Gambar kepala kereta api.
b.      Pancingan
Alat dan bahan yaitu Ranting kayu, Pisau, Gunting, Kain planel, Tali, Kawat, Sedotan plastic dan Lakban.
c.       Ikan Pintar
Alat dan Bahannya yaitu Gunting, Kardus, Lem, Gambar ikan, Gambar Angka, Kawat dan Kertas
d.      Laut
Alat dan bahannya yaitu Kardus, lem kertas, Lakban, Kantong plastik warna biru dan Gambar-gambar ikan
2.      Cara membuat alat permainan
a.      Kereta Angka
1)      Sediakan 5 kardus mie bekas.
2)      Bolongkan sisi atas dan bawah kardus
3)      Lapisi semua sisi (dinding luar kardus) dengan kertas hias. Tiap kardus berbeda warna; warna kuning, merah, biru, hijau dan ungu.
4)      Lubangi bagian depan dan belakang kardus sebagai lubang untuk pengikat tali penghubung antar gerbong.
5)      Ikatkan tali di lubang yang telah dibuat dengan tali rafia sepanjang 15 cm.
6)      Gunting kardus berbentuk angka, dan lapisi dengan kertas hias berbentuk angka yang sama. Buat angka 1-5 dengan warna yang berbeda.
7)      Rekatkan angka ke kedua sisi gerbong kereta dengan lem. Warna gerbong bedakan dengan warna angka.
8)      Gunting kardus berbentuk roda berdiameter 10 cm sebagai roda kereta. Klipkan pada bagian bawah kereta. Satu gerbong terdiri dari dua roda.
9)      Tempelkan gambar kepala kereta api sisi depan gerbong nomor 1, sebagai kepala kereta.
b.      Pancingan
1)      Sediakan 5 ranting kayu sepanjang 40 cm.
2)      Bersihkan kulit ranting kayu dengan pisau.
3)      Lapisi ranting kayu dengan kain planel. Tiap ranting berbeda warna; warna biru, merah, kuning, dan warna merah muda.
4)      Lapisi dengan lakban di ujung dan pangkal ranting yang telah di lapisi kain planel.
5)      Lapisi kawat sepanjang 5 cm dengan sedotan palstik dan bakar di setiap ujung dan pangkalnya, lalu rekatkan agar kawat berada di dalam sedotan plastik dan tidak membahayakan.
6)      Bengkokkan kawat yang telah dilapisi sedotan plastik tersebut (mata pancing) dan ikatkan pada tali.
7)      Ikatkan tali yang sudah terikat dengan mata pancing dengan pancingan yang telah dibuat.
c.       Ikan Pintar
1)      Sediakan 10 gambar ikan berbeda ukuran
2)      Tempelkan gambar ikan pada kardus.
3)      Gunting kardus sesuai bentuk ikan tersebut.
4)      Tempelkan angka pada tiap ikan secara berurut, angka 1-10.
5)      Lapisi kawat berukuran 6 cm dengan kertas dan tusuk melengkung pada mulut ikan.
6)      Tempelkan 4 potongan kardus berukuran kecil berbentuk segitiga di ekor ikan sebagai penopang ikan.
7)      Tempelkan gambar terumbu karang pada kardus dan gunting sesuai bentuk terumbu karang tersebut.
8)      Tempelkan 4 potongan kardus berukuran kecil berbentuk segitiga di bagian bawah terumbu karang sebagai penopang.
9)      Sediakan kardus berukuran 1x1 m sebagai laut dengan tinggi kardus 10 cm. Sisi atas dan bawah kardus dibolongkan.
10)  Tempelkan gambar terumbu karang dan ikan di dinding (sisi) dalam kardus.
11)  Lapisi sisi luar kardus dengan kantong plastik warna biru.

3.      Cara memainkan alat permainan
a.       Anak diposisikan pada gerbong keretanya masing-masing dengan menyebutkan angka pada anak, lalu anak menaiki gerbong yang sesuai dengan angka yang diinstruksikan guru tersebut.
b.      Guru menghidupkan lagu “naik kereta api”, lalu anak berjalan bersama menuju pantai sambil menyanyikan lagu tersebut.
c.       Setelah anak tiba di pantai, anak memancing ikan.
d.      Anak menyebutkan angka di setiap ikan yang ia dapat.
e.       Setelah ikan di laut sudah habis, anak mengumpulkan hasil tangkapan bersama hasil tangkapan teman-temannya.
f.       Anak bergantian ke depan kelas untuk mengurutkan ikan berangka 1 sampai 10 dan menempelkannya di dinding kelas.

4.      Aspek yang dapat dikembangkan

a.       Aspek nilai agama dan moral.
Pada permainan “Kereta Angka dan Pancingan Ikan Pintar” ini, merupakan permaian bahwa anak pergi bertamasya ke pantai dengan menaiki kereta api. Sebelum berangkat ke pantai anak membaca do’a terlebih dahulu. Setelah tiba di pantai anak memancing ikan dengan membaca basmallah. Setelah hasil tangkapan ikan dikumpulkan, anak membaca hamdalah. Hal tersebut merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan perkembangan nilai agama dan moral anak. Anak senantiasa mengingat Allah S.W.T di setiap kegiatannya dengan memulai kegiatan dengan dengan do’a dan mengakhirinya dengan syukur. Selain itu, ikan dan keindahan laut juga merupakan ciptaan Allah S.W.T yang harus disyukuri.


b.      Aspek kognitif.
Aspek kognitif yang dapat dikembangkan yaitu anak dapat mengenal konsep warna dan konsep angka. Anak dapat menugurutkan angka 1-10. Selain itu, anak juga mengetahui kendaraan yang dapat digunakan untuk bertamasya dan anak juga mengetahui kekayaan laut.
c.       Aspek bahasa.
Aspek bahasa dapat dikembangkan yaitu pada saat anak bernyanyi menuju pantai. Pada saat anak bernyanyi menuju pantai, anak menyanyikan lagu “naik kereta api”. Pada saat anak menyebut angka ikan yang ia dapat dan menyebutkan angka yang diurut di papan tulis juga merupakan bentuk stimulasi untuk mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak. Aspek perkembangan bahasa anak juga dapat dikembangkan pada saat kegiatan tanya jawab mengenai perjalanan dan pengalaman bertamasya memancing ikan.
d.      Aspek sosial emosional
Permainan ini juga dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial emosiaonal anak. Karena pada saat anak menaiki kereta api, akan terjalin suatu bentuk kerjasama dan kekompakan anak dalam berjalan. Pada saat anak memancing akan melatih kesabaran anak dan sportifitas anak apabila temannya mendapat ikan lebih banyak. Setelah semua ikan sudah habis terpancing, anak mengumpulkan hasil tangkapannya dan teman-temannya menjadi satu. Itu merupakan suatu bentuk kerjasama dan menikmati hasil usaha bersama.
e.       Aspek fisik motorik.
1.      Aspek fisik motorik kasar.
Aspek fisik dan motorik anak dapat dikembangkan pada saat perjalanan anak ke pantai. Anak melangkahkan kakinya sambil bernyanyi dan ada beberapa diantara mereka berjalan sambil meloncat kecil. Hal itu dapat mengembangkan aspek perkembangan motorik kasar anak.
2.      Aspek fisik motorik halus.
Kegiatan memancing juga dapat mengembangkan aspek perkembangan motorik anak, yaitu motorik halus. Selain itu, kegiatan menempel ikan di papan tulis juga merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan aspek perkembangan motorik halus anak.
C.    Kegiatan Observasi (kegiatan pembelajaran)
1.      Guru mempersiapkan semua media, dan mempersiapkan maket laut.
2.      Anak membaca do’a terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai, anak membaca do’a terlebih dahulu yaitu do’a sebelum belajar.
3.      Guru berkenalan dengan anak. Guru menanyai nama anak satu persatu.
Pada observasi tersebut, anak di kelompok kami terdiri dari 5 anak. Yaitu Fajar, Viona, Zakia, Sonia, dan Fadilla. Mereka merupakan anak yang aktif dan penuh semangat tinggi.
4.      Guru bertanyajawab dengan anak mengenai pengalaman anak bertamasya, khususnya tamasya dengan kereta.
Mereka antusias mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru. Fajar, Zakia,Viona dan Sonia sudah pernah naik kereta api. Namun, mereka belum pernah naik kereta api ke pantai.
5.      Guru mengajak anak bertamasya dengan naik kereta api ke pantai untuk memancing disana.
Guru mengajak anak pergi bertamasya ke pantai dengan kereta api. Anak-anak tersebut antusias dan langsung berdiri.
6.      Guru dan anak sepakat memilih masinis kereta.
Pada saat ditanyai “siapa yang mau menjadi masinis?”. Semua anak menunjuk tangan dengan semangat dan berkata “saya buk!!”. Namun karena Fajar merupakan satu-satunya laki-laki diantara anak tersebut. Jadi, kami sepakat memilih Fajar sebagai masinis kereta.
7.      Guru mengeluarkan kereta api angka dan meminta anak menaiki kereta sesuai nomor gerbong yang diinstruksikan guru.
Guru memanggil nama anak satu persatu dan menyebutkan nomor gerbong anak tersebut. Anak menaiki gerbong keretanya secara mandiri. Fajar di gerbong 1, Viona di gerbong 2, Sonia di gerbong 3, Zakia di gerbong 4, dan Fadilla di gerbong 5.
8.      Guru membimbing anak membaca do’a sebelum berangkat.
Sebelum berangkat, guru membimbing anak membaca do’a naik kendaraan.
9.      Guru menghidupkan lagu ‘naik kereta api” dan ikut bernyanyi dengan anak di barisan paling belakang sambil melangkah menuju pantai bersama anak.
Pada saat perjalanan ke pantai sambil menyanyi “naik kereta api” merupakan hal yang menyenangkan bagi anak. Terlihat bahwa anak sangat embira berjalan sambil menyanyi. Bahkan mereka berjalan sambil melompat kecil.
10.  Setiba di pantai guru membagikan pancingan kepada anak dan menanyai warna pancingan yang anak dapatkan.
Guru membagikan pancingan kepada anak, dan menanyai pada anak warna pancingan yang ia dapatkan. Fajar mendapat pancingan warna biru, Zakia warna merah, Viona warna kuning, Sonia warna merah muda, dan Fadilla warna kuning.
11.  Anak dipersilahkan memancing ikan dan guru menghidupkan lagu ‘nenek moyangku seorang pelaut”.
Pada saat memancing, anak sangat termotivasi untuk memancing. Guru menghidupkan lagu “nenek moyangku seorang pelaut” dengan menggunakan speaker membuat suasana menjadi riang. Anak fokus dalam memancing. Namun, Fadilla yang merupakan anak pendiam diantara teman-temannya awalnya tidak mau ikut serta memancing. Namun karena dimotivasi oleh guru, Fadilla mampu mendapatkan 2 ikan. Pada kegiatan memancing ini, semua anak mampu mendapatkan ikan.
12.  Setiap anak yang mendapatkan ikan, anak diminta untuk menyebutkan angka ikan yang berhasil ia tangkap.
13.  Setelah ikan habis tertangkap, anak mengumpulkan hasil tangkapan menjadi satu. Lalu mengucapkan hamdalah.
14.  Guru meminta anak menempelkan ikan berangka 1-10 di papan tulis secara urut dengan anak yang bergantian.
Guru meminta anak untuk mengurutkan angka ikan yang ia tangkap. Anak antusias untuk menempelkan ikan di papan tulis. Terlihat bahwa pemahaman anak mengurutkan angka 1-10 sudah bagus. Namun, Zakia masih belum lancar mengenali angka, sehingga Zakia tidak begitu antusias menempelkan angka ke depan kelas. Namun, karena motivasi dan arahan dari guru dan teman-teman, Zakia mau menempelkan angka tersebut. Fadilla yang tadinya pendiam, pada saat menempelkan angka menjadi antusias dan ingin selalu tampil.
15.  Setelah angka ikan sudah terurut sampai 10, guru meminta anak untuk menyebutkan angka 1-10 bersama-sama kembali.
16.  Guru melakukan pengevaluasian dari rentetan kegiatan yang telah dilakukan dengan menanyakan pada anak kendaraan untuk rekerasi dan tempat rekreasi yang baru saja dikunjungi.
Anak bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru. Terlihat jelas dari wajah mereka bahwa mereka sangat menyukai permainan “kereta api angka dan pancingan ikan pintar”.
17.  Anak dan guru mengucapkan syukur, dan istirahat

BAB 1V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan bermain yang dilakukan di TK ASSYOFA dan pembahasan yang telah diuraikan pada materi sebelum  dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Kemampuan  matematika dalam mengenal bilangan, warna dan mengurutkan gambar  anak dalam proses pembelajaran dapat meningkat dengan menggunakan Permainan Kerata Angka dan  Pancingan Ikan Pintar
  2. Pada Permainan Kerata Angka dan  Pancingan Ikan Pintar kemampuan yang dicapai yaitu anak dapat menyebutkan urutan bilangan dari 1-10, anak dapat menunjuk lambang bilangan 1-10, anak dapat membilang menggunakan gambar-gambar sampai 10, anak dapat mengenal warna-warna yang ada dan anak dapat mengurutkan gambar
  3. Alat Permainan  Kerata Angka dan  Pancingan Ikan Pintar cocok digunakan pada anak usia TK, karena sesuai dengan prinsip bermain di TK adalah belajar melalui kegiatan bermain.
  4. Melalui permainan ini guru dapat menumbuhkan rasa senang dan anak berminat dalam belajar matematika agar nantinya setelah dewasa anak dapat mengatasi masala-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Saran
Dari hasil observasi yang telah dibuat, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang  membangun dari pembaca sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari




DAFTAR PUSTAKA

Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan Dan Pengembangan SumberBelajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Kamtini. 2005. Bermain Melalui Gerak Dan Lagu Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2005. Metode Perkembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka



DOKUMENTASI
     




                                                              







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar